Suatu ketika aku merasa waktu dan hidupku tidak seiring. Waktu terus terburu-buru maju, hidupku diam, ia duduk berleha-leha. Orang-orang terus bersorak sorai bangga. Hatiku pegal.
Aku kemudian ikut duduk bersama hidupku, disebelahnya, ia mengajakku bicara.
"kau pernah memintaku pada Tuhan, kan?"
Aku terdiam, berusaha keras mengingat-ingat.
Aku menatap hidupku lama, lama sekali sampai aku sakit kepala.
Kulihat tubuhnya usang, dia mimpiku di masa lalu.
Aku ingat, hidupku adalah semua yang pernah kumintakan pada Tuhan.
"Kenapa kau duduk?"
Aku terlalu malu menjawab pertanyaan hidupku, kubalas dia dengan tanya lainnya.
"Lelah, kau bandingkan terus dengan orang lain"