Senin, 27 Juni 2016

Menerka Isi Hati

Setelah semua selesai, aku kembali menjadi diriku sendiri lagi yang mengataskan apa apa saja demi kebahagiaan diriku sendiri. Aku bagai lapang, disambut angin berbahagia, menari.

Kemudian, aku kembali berbicara lagi. Satu demi satu, laki-laki yang pernah kucintai, yang pernah mengisi hidupku.

Aku berbicara dengan mereka lagi. Masing-masing aku rasakan aromanya berbeda. Namun, ada yang sama, aku masih mencintai mereka.

Dia yang meninggalkanku jauh, dia yang menemukan jalan baru dan dia yang baru saja memutuskan.

Mungkin ketika hampir berpapasan di jalan, aku akan berputar dan menghindari mereka.

Namun, rasanya aneh, satu-satu, semuanya, masih ada cinta yang berbeda di hatiku untuk mereka.

Jumat, 24 Juni 2016

Menjadi satu, rasa itu seperti tidak bisa dipilah-pilah. Sungguh aneh aku tahu. Setiap kali teringat akan dirimu.

Sudah lebih dua bulan kita terpisah. Kau bagai mati, tak kunjung kabar burung pun tiba.

Aku menulis seribu konsep, lalu membuangnya ke tong sampah. Ingin bercerita tentangmu, kepergianmu. Namun, tak kuasa.

Putus, selalu habis dilalap emosiku. Satu dua paragraf, kemudian membisu. Selalu seperti itu.

Bukan aku tak bahagia, ku pun menemukannya. Seseorang yang kau mohon aku cari sebelumnya. Untuk menggantikanmu, dengan cintanya yang lebih utuh. Aku, menemukannya.

Hanya saja, kamu adalah sejarah.  Sesederhana satu pusat perbelanjaan di tengah kota yang membawa ingatan tentang kita. Serutin pertemuan tiap minggu dan film-film yang kita saksikan bersama.

Seperti hantu benar, aku melihat diriku dan kamu berjalan bersama, di tempat yang sama.

Lebih dari dua bulan.
Kini aku mencintai orang lain, terlebih diriku sendiri. Namun mungkin, kamu akan tetap hidup dalam ingatan. Hingga kita berjumpa lagi di lain kesempatan.