Kamis, 26 Mei 2011

Why, Seoul?


I'm not saying that I do not love Indonesia.
I love Indonesia the most, indeed.
The most beautiful and rich country which just unorganized well.

but there's one of those country i wanna visit the most, soon. Seoul, South Korea.
Do not misundaztood, it's not because i like Hallyu (Korean Wave), but its culture attract me.


Here is you should check the article from CNN: "50 reasons why Seoul is the worlds greatest city"

1. http://bit.ly/jecYlk
2. http://bit.ly/js7xVj
3. http://bit.ly/iOBVaa
4. http://bit.ly/mEE5Mk
5. http://bit.ly/iyQz1f

Minggu, 01 Mei 2011

(Bukan) Cuma Mahasiswa Diploma

Minggu sore yang malas, tidak ada niat menulis, dan belum mandi.
Entah kenapa saya membuka situs ini dan meng-klik tombol 'Entri Baru'.

Baiklah, Saya akan menumpahkan sedikit kegalauan yang sudah 2 tahun dijalani.
Manjadi Mahasiswa D3.

Cuma D3 ?
Berawal dari perdebatan dengan Mama soal memilih jenjang S1 atau D3.
Saya dan Mama, dua orang yang sama teguh dan keras kepala terhadap pilhannya.
Saya merasa bisa, merasa sanggup untuk mendapatkan jenjang S1 di Universitas saya sekarang ini.
Kelihatannya sombong, namun kepercayaan diri itu datang karna usaha belajar membuahkan hasil yang pada kenyataannya selalu baik dalam tes percobaan masuk Perguruan tinggi, Saya mendapatkan peringkat pertama dari seluruh murid IPS tempat bimbingan belajar.

Duo keras kepala ini (Saya dan Mama) tetap ngotot pada pendiriannya masing-masing.
Mama yang beralasan jenjang D3 lebih cepat lulus dan kerja. Juga tak luput dari pertimbangan, pada saat itu, keuangan keluarga yang hanya cukup dan tidak bisa dibilang baik.
Padahal, berulang kali saya ingatkan Mama, biaya kelas Regular S1 jauh lebih murah dibandingkan D3 di Universitas saya sekarang ini, dikarenakan adanya subsidi.
Mama, lebih percaya kepada tetangga-tetangga yang notabene anaknya tidak bersekolah di Universitas saya, bahwa biaya kuliah bisa mencapai puluhan juta rupiah per semester.

Singkat cerita, saya ikut dengan keputusan Mama setelah lama berfikir, bahwa mengikuti nasihat orangtua adalah yang terbaik.
Dengan segala kuasa Allah, saya diterima di pilihan pertama jenjang D3 saya.


Setelah dijalani, begitu banyak keraguan di benak saya.
Apakah saya bisa menggapai cita-cita hanya dengan gelar Diploma 3?
Begitu banyak Dream-Job yang meminta jenjang S1 sebagai minimal kualifikasi.
Apakah selamanya saya akan menjadi pekerja bawah?
Begitu banyak lulusan S1 yang setiap harinya lulus. Masihkah saya kompeten?

D3 memang tidak selamanya jelek, banyak juga lulusan D3 Universitas saya yang karirnya melebihi mahasiswa S1.
Saya tahu, kalau saya sendiri memandang rendah, bagaimana orang lain ?
Karna semua seperti cermin berbanding lurus.

Tapi, ada satu blog yang saya temukan di situs pencarian terkenal membuat saya berfikir banyak tentang cara pandang saya terhadap diri sendiri dan tingkatan ini :


Baca ini, Saya bukan 'cuma' mahasiswa Diploma 3!