Hari itu seperti telepon genggam dengan baterai yang penuh. Tak padam, tak jatuh ke nuansa tidur.
Peluk melingkar, dia yang kukasihi di sisiku.
Sejenak kugontaikan waktu, aku tak ingin saat ini berlalu.
Apa adanya dirimu di pagi hari, apa adanya diriku menyambut matahari.
Natural. Nafas tak sedap terabaikan, buruk rupa tak mendapat perhatian.
Terbaik, anak anjingmu seperti adik.
Terbaring bersama, kita bertiga menunggu bulir embun tersapu, di balik selimut.
Pagi ini terlalu menarik.
Kau pindahkan kepala manja ke atas perutku. Sebelah tanganku membuai rambutmu, sebelahnya menggenggam anak anjingmu.
Tak hendak pergi senyum dari bibirku.
Bahagia kecil di awal Januari yang diam-diam kudoakan menjadi pemandangan hingga akhir hayati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar